OLEH : ARIPIANTO
Berpikir untuk kembali berpijak
ditanah kelahiran, merupakan sebuah kebahagian yang tak terhingga,Guntung yang
merupakan kecamatan di Kab. Indra Giri Hilir yang terdiri dari mayoritas
masyarakat Melayu, Bugis, Banjar, China, Jawa, dan lain-lain. Biaya hidup di
guntung tergolong sangat mahal karena seluruh distribusi ke guntung melalui
jalur laut yang sedikit lamban jadi pasokan barang-barang ke guntung adakala
sangat minim dan membuat semua orang harus hemat. Guntung wilayah yang berada
tepat dipinggir laut dengan satu pelabuhan besar yang diberi nama HK dan banyak
pelabuhan kecil untuk menuju pulau-pulau sekitar, antara sambu penghasil santan
kelapa dengan pabriknya yang terkenal besar karena mengekspor hasilnya hingga
ke singapura.
Selain itu pembangunan Pasar
Sungai Guntung kini masih dalam kondisi terbengkalai. Padahal pembangunan pasar
itu sendiri termasuk proyek multiyears anggaran tahun 2007 yang sudah menelan
dana miliaran rupiah. Guntung saat ini baru memiliki satu rumah sakit yang
menjadi andalan dengan sebuah ambulance untuk mengangkut jenazah, untuk
transportasi masyarakat guntung menggunakan kendaraan bermotor karena mobil
tidak memungkinkan untuk beroperasi diguntung karena alasan infrastrukturnya.
Untuk wisata guntung memiliki tempat wisata kolam, kolam merupakan tempat
wisata yang terdiri dari tujuh kobangan air yang luasnya kira-kira 15x20 meter,
wisata ini akan sering dikunjungi disaat sore hari atau akhir pekan disaat
libur kerja atau sekolah, tapi akses jalan masih banyak yang rusak. Inilah
gambaran Guntung yang berada dikabupaten Indra GiriHilir yang masih berdekatan
dengan kampung halaman Bapak Gubenur Rusli Zainal. Penulis berharap Bapak
Gubenur dapat menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke Guntung dengan melihat
kondisi yang ada
Anggaran APBD kemana??
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Provinsi Riau tahun 2010 senilai 4,1 triliun rupiah akhirnya
disetujui oleh DPRD Riau. Persetujuan tersebut dikeluarkan melalui rapat
paripurna DPRD Provinsi Riau, Senin (14/12/09) kemarin, sedangkan pada tahun
2011 DPRD Riau secara mufakat dalam menyetujui pengesahan APBD Riau 2011
sebesar Rp 4.499 triliun, sedangkan pada tahun ini DPRD Riau mengesahkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2012 sebesar Rp6,367
triliun. Dengan APBD yang besar itu belum mampu dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk kemakmuran masyarakat riau apa lagi mensejahterahkan, ini terlihat masih
banyak didaerah-daerah diriau yang saat ini kurang diperhatikan
Menagih Janji Bapak Gubenur
Menagih Janji Bapak Gubenur
Janji kampanye
disampaikan dalam penyampaian visi dan misi di paripurna DPRD kemudian
dijadikan Rancangan Kerja Jangka Menengah (RPJM) bagi pemenang Pemilukada. RPJM
Riau 2009-2013 merupakan cetak biru pembangunan Riau selama kurun 5 tahun ke
depan yang diambil dari janji kampanyenya bersama Wagubri Raja Mambang Mit.
Hanya saja
RPJM Riau 2009-2013 sudah tidak murni lagi karena pada 2011 lalu sudah diajukan
revisi yang disetujui DPRD Riau. Saat ini Pemprov Riau juga kembali mengajukan
revisi RPJM dan masih dalam proses di dewan. Ada garis merah yang menunjukkan
kegagalan Gubri M Rusli Zainal merealisasikan janji kampanye, untuk target
pengurangan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran
terbuka. Berdasarkan RPJM asli, untuk target pertumbuhan ekonomi Riau tanpa
Migas yang ditargetkan Gubri adalah 7,95 persen (2009), 8,25 persen (2010),
8,55 persen (2011, 8,90 persen (2012) dan 9,26 persen (2013). Kemudian pada
RPJM revisi indikator pertumbuhannya diturunkan menajdi hanya 6,52 persen
(2009), 6,71 persen (2010), 6,84 persen (2011), 6,96 persen (2012) dan 7,01
persen (2013).
Meskipun
sudah direvisi, namun dalam realisasinya ternyata Gubri tetap saja gagal
mencapai target yang sudah diturunkan. Berdasarkan Laporan Pertanggung-jawaban
(LKPj) kepala daerah tahunan, terbukti kegagalan tersebut, karena pada 2009
lalu di LKPj Gubri hanya mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 6,44 persen,
kemudian pada 2010 berhasil melewati target yakni pertumbuhan ekonomi Riau
tanpa Migas 7,16 persen. Pada 2011 kembali berhasil dengan 7,63 persen.
Kegagalan paling lengkap terjadi pada target penurunan angka kemiskinan. Pada
RPJM sebelum revisi dipatok target 9,68 persen (2009), 9,19 persen (2010), 8,58
persen (2011), 8,02 persen (2012) dan 7,49 persen (2013). Indikator tersebut
lantas direvisi menjadi 9,50 persen (2009), 8,50 persen (2010), 8,00 persen
(2011), 7,50 persen (2012) dan 7,00 persen (2013). Meskipun sudah direvisi,
terbukti Gubri gagal mencapai target teresebut.
Berdasarkan
LPPj 2009, hanya terjadi penurunan angka kemiskinan 9,48 persen. Sedangkan
untuk 2010 dan 2011 target yang sudah direvisi berhasil dicapai. Demikian juga
denga janji pengurangan angka pengangguran terbuka, Gubri terpaksa menurunkan
indikatornya dengan cara merevisi RPJM. Pada 2009 dipatok 8,69 persen direvisi
menjadi 8,18 persen. 2010 dari 7,70 persen dinaikan menjadi 8,16 persen dan
pada 2011 dari 7,03 persen dinaikan menjadi 8,14 persen namun berdasarkan LPPj
hanya mampu menekan angka pengangguran 5,32 persen.
Dihalaman
Suara Riau Online 10 Oktober 2012, Masyarakat Desa Tangun Kabupaten Rokan Hulu
(Rohul) hingga batas Desa Muara Togan Kabupaten Palas Provinsi Sumatera Utara
saat ini dalam keadaan rusak parah. Bapak Rusli Zainal dalam kampanyenya untuk
menduduki tahta Priode ke-2 pernah berjanji kepada masyarakat untuk memperbaiki
jalan tersebut jika dirinya menang. Namun 4 tahun sudah Rusli menduduki tahta
sebagai Gubernur Riau jalan tersebut masih saja rusak parah. Sepanjang 6 Km
jalan berstatus Provinsi, menghubungkan dari Desa Tangun Kabupaten Rokan Hulu
(Rohul) hingga batas Desa Muara Togan Kabupaten Palas Provinsi Sumatera
Utara, hingga kini kondisinya rusak berat. Hampir 4 Km jalan itu mengalami
rusak, cukup parah, sehingga sulit dilalui kendaraan bermotor.
Penulis Adalah Wakabid Litbang dan Infokom DPC GMNI Pekanbaru Dan Mahasiswa PKn/FKIP Universitas Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar