Kamis, 01 November 2012

MENGUKUR KESERIUSAN KEPALA DAERAH


OLEH : ARIPIANTO
Berpikir untuk kembali berpijak ditanah kelahiran, merupakan sebuah kebahagian yang tak terhingga,Guntung yang merupakan kecamatan di Kab. Indra Giri Hilir yang terdiri dari mayoritas masyarakat Melayu, Bugis, Banjar, China, Jawa, dan lain-lain. Biaya hidup di guntung tergolong sangat mahal karena seluruh distribusi ke guntung melalui jalur laut yang sedikit lamban jadi pasokan barang-barang ke guntung adakala sangat minim dan membuat semua orang harus hemat. Guntung wilayah yang berada tepat dipinggir laut dengan satu pelabuhan besar yang diberi nama HK dan banyak pelabuhan kecil untuk menuju pulau-pulau sekitar, antara sambu penghasil santan kelapa dengan pabriknya yang terkenal besar karena mengekspor hasilnya hingga ke singapura.
Selain itu pembangunan Pasar Sungai Guntung kini masih dalam kondisi terbengkalai. Padahal pembangunan pasar itu sendiri termasuk proyek multiyears anggaran tahun 2007 yang sudah menelan dana miliaran rupiah. Guntung saat ini baru memiliki satu rumah sakit yang menjadi andalan dengan sebuah ambulance untuk mengangkut jenazah, untuk transportasi masyarakat guntung menggunakan kendaraan bermotor karena mobil tidak memungkinkan untuk beroperasi diguntung karena alasan infrastrukturnya. Untuk wisata guntung memiliki tempat wisata kolam, kolam merupakan tempat wisata yang terdiri dari tujuh kobangan air yang luasnya kira-kira 15x20 meter, wisata ini akan sering dikunjungi disaat sore hari atau akhir pekan disaat libur kerja atau sekolah, tapi akses jalan masih banyak yang rusak. Inilah gambaran Guntung yang berada dikabupaten Indra GiriHilir yang masih berdekatan dengan kampung halaman Bapak Gubenur Rusli Zainal. Penulis berharap Bapak Gubenur dapat menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke Guntung dengan melihat kondisi yang ada
Anggaran APBD kemana??
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau tahun 2010 senilai 4,1 triliun rupiah akhirnya disetujui oleh DPRD Riau. Persetujuan tersebut dikeluarkan melalui rapat paripurna DPRD Provinsi Riau, Senin (14/12/09) kemarin, sedangkan pada tahun 2011 DPRD Riau secara mufakat dalam menyetujui pengesahan APBD Riau 2011 sebesar Rp 4.499 triliun, sedangkan  pada tahun ini DPRD Riau mengesahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2012 sebesar Rp6,367 triliun. Dengan APBD yang besar itu belum mampu dimanfaatkan oleh pemerintah untuk kemakmuran masyarakat riau apa lagi mensejahterahkan, ini terlihat masih banyak didaerah-daerah diriau yang saat ini kurang diperhatikan

Menagih Janji Bapak Gubenur
Janji kampanye  disampaikan dalam penyampaian visi dan misi di paripurna DPRD kemudian dijadikan Rancangan Kerja Jangka Menengah (RPJM) bagi pemenang Pemilukada. RPJM Riau 2009-2013 merupakan cetak biru pembangunan Riau selama kurun 5 tahun ke depan yang diambil dari janji kampanyenya bersama Wagubri Raja Mambang Mit.
Hanya saja RPJM Riau 2009-2013 sudah tidak murni lagi karena pada 2011 lalu sudah diajukan revisi yang disetujui DPRD Riau. Saat ini Pemprov Riau juga kembali mengajukan revisi RPJM dan masih dalam proses di dewan. Ada garis merah yang menunjukkan kegagalan Gubri M Rusli Zainal merealisasikan janji kampanye, untuk target pengurangan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran terbuka. Berdasarkan RPJM asli, untuk target pertumbuhan ekonomi Riau tanpa Migas yang ditargetkan Gubri adalah 7,95 persen (2009), 8,25 persen (2010), 8,55 persen (2011, 8,90 persen (2012) dan 9,26 persen (2013). Kemudian pada RPJM revisi indikator pertumbuhannya diturunkan menajdi hanya 6,52 persen (2009), 6,71 persen (2010), 6,84 persen (2011), 6,96 persen (2012) dan 7,01 persen (2013).
Meskipun sudah direvisi, namun dalam realisasinya ternyata Gubri tetap saja gagal mencapai target yang sudah diturunkan. Berdasarkan Laporan Pertanggung-jawaban (LKPj) kepala daerah tahunan, terbukti kegagalan tersebut, karena pada 2009 lalu di LKPj Gubri hanya mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 6,44 persen, kemudian pada 2010 berhasil melewati target yakni pertumbuhan ekonomi Riau tanpa Migas 7,16 persen. Pada 2011 kembali berhasil dengan 7,63 persen. Kegagalan paling lengkap terjadi pada target penurunan angka kemiskinan. Pada RPJM sebelum revisi dipatok target 9,68 persen (2009), 9,19 persen (2010), 8,58 persen (2011), 8,02 persen (2012) dan 7,49 persen (2013). Indikator tersebut lantas direvisi menjadi 9,50 persen (2009), 8,50 persen (2010), 8,00 persen (2011), 7,50 persen (2012) dan 7,00 persen (2013). Meskipun sudah direvisi, terbukti Gubri gagal mencapai target teresebut.
Berdasarkan LPPj 2009, hanya terjadi penurunan angka kemiskinan 9,48 persen. Sedangkan untuk 2010 dan 2011 target yang sudah direvisi berhasil dicapai. Demikian juga denga janji pengurangan angka pengangguran terbuka, Gubri terpaksa menurunkan indikatornya dengan cara merevisi RPJM. Pada 2009 dipatok 8,69 persen direvisi menjadi 8,18 persen. 2010 dari 7,70 persen dinaikan menjadi 8,16 persen dan pada 2011 dari 7,03 persen dinaikan menjadi 8,14 persen namun berdasarkan LPPj hanya mampu menekan angka pengangguran 5,32 persen.
Dihalaman Suara Riau Online 10 Oktober 2012, Masyarakat Desa Tangun Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) hingga batas Desa Muara Togan Kabupaten Palas Provinsi Sumatera Utara saat ini dalam keadaan rusak parah. Bapak Rusli Zainal dalam kampanyenya untuk menduduki tahta Priode ke-2 pernah berjanji kepada masyarakat untuk memperbaiki jalan tersebut jika dirinya menang. Namun 4 tahun sudah Rusli menduduki tahta sebagai Gubernur Riau jalan tersebut masih saja rusak parah. Sepanjang 6 Km jalan berstatus Provinsi, menghubungkan dari Desa Tangun Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) hingga batas Desa Muara Togan Kabupaten Palas  Provinsi Sumatera Utara, hingga kini kondisinya rusak berat. Hampir 4 Km jalan itu mengalami rusak, cukup parah, sehingga sulit dilalui kendaraan bermotor.






Penulis Adalah Wakabid Litbang dan Infokom DPC GMNI Pekanbaru Dan Mahasiswa PKn/FKIP Universitas Riau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar