OLEH : ARIPIANTO
Guru adalah orang yang mengantarkan seseorang
untuk mencapai kemulian. Guru begitu memiliki peranan penting dalam proses
belajar siswa yang memberikan pencerahahan bagi siswanya dan mampu melahirkan
siswa yang tangguh, siap menghadapi aneka tantangan sekaligus memberi perubahan
yang hebat bagi kehidupannya. Pencerahan itu pasti lahir dari guru yang
inspiratif. .Istilah guru inspiratif dapat kita artikan sebagai guru yang
memiliki orientasi jauh lebih luas. Guru inspiratif memilih melakukan tindakan
yang sangat strategis, yaitu bagaimana ia mampu memberikan perspektif yang
mencerahkan serta menawarkan perspektif yang memberdayakan, menghasilkan energi
yang kreatif. Seorang Guru inspiratif tidak hanya melahirkan daya tarik dan
spirit perubahan terhadap diri siswanya dari aspek diri pribadinya semata,
tetapi ia juga harus mampu mendesain iklim dan suasana yang juga inspiratif.
Penciptaan pola yang inspiratif akan semakin memperkukuh karakter dan sifat
inspiratif yang ada pada diri guru. Perpaduan keduanya yaitu karakter diri guru
dan suasana pembelajaran akan menjadikan dimensi inspiratif, semakin menemukan
momentum untuk mengkristalkan dan membangun energi perubahan positif dalam diri
setiap siswa.
Dalam usaha untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang inspiratif, aspek paling utama yang harus diperhatikan oleh
guru adalah bagaimana guru mampu untuk menarik dan mendorong minat siswa untuk
tenang dan menyukai terhadap pelajaran.Penciptaan suasana pembelajaran yang
inspiratif sangat penting artinya untuk semakin mengukuhkan dan mendukung kekuatan
inspiratif yang bersumber dari diri pribadi guru. Dua aspek ini,pribadi guru
dan suasana pembelajaran pada gilirannya akan mampu mengakumulasikan potensi
dalam diri para siswanya untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
Proses pembelajajaran tidak sekedar mengandalkan metodologi yang ada dalam
kurikulum pendidikan, tetapi juga membangun suasana yang produktif sehingga
proses pendidikan memungkinkan semakin aktif dan kreatifnya siswa dalam proses
pembelajaran. Guru akan lebih tepat sebagai fasilitator, motivator, dan
inspirator. Menempatkan guru dalam suasana pendidikan yang produktif akan
menumbuhkan gerak kreatif siswa dalam memahami pelajaran. Suasana produktif
bisa dilihat dari meningkatnya semangat siswa dalam belajar, semakin melejitnya
prestasi siswa dan makin kompetitifnya meraih ilmu yang semakin tinggi dan
bermanfaat.
Menjadi Guru Kreatif
Menjadi seorang guru yang kreatif saat ini
tampaknya sudah menjadi suatu keharusan. Sebab guru yang kreatif akan mampu
menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan peserta didik menerima materi
yang disampaikan dengan proses yang menyenangkan. Selain itu kreatifitas adalah
salah satu modal untuk menjadi guru profesional. Pertanyaannya adalah bagaimana
cara kita untuk menjadi guru kreatif? Disini akan diuraikan beberapa kiat yang
bisa membantu kita menjadi guru yang kreatif diantaranya (1)Jadilah penjelajah pikiran,
Salah satu ciri guru kreatif adalah selalu terbuka dengan gagasan atau kemungkinan baru. Dia aktif mencari dan mengembangkan gagasan atau cara yang berbeda untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa.(2)Kembangkan pertanyaan,Guru kreatif akan selalu bertanya dan mencari terus menerus tentang yang dia lihat dan lakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian dia akan terus berkembang dan tidak menganggap segala sesuatu sudah semestinya dilakukan melainkan akan menghasilkan cara yang lebih baik untuk peningkatan kualitas belajar siswa.(3)Kembangkan gagasan sebanyak-banyaknya,Guru kreatif akan selalu mencari banyak solusi dan alternatif. Dia akan mengembangkan kreativitas dan imajinasi yang dia punya untuk meningkatnya kualitas pembelajaran.(4)Ciptakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan,Seorang guru yang kreatif akan selalu berpatokan pada Learning is fun. Dia akan selalu menciptakan model dan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak didiknya merasa tertarik tentang apa yang dia sampaikan dan tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar(Sumber bacaan Menjadi guru Inspiratif penulis Ngainun Naim)
Salah satu ciri guru kreatif adalah selalu terbuka dengan gagasan atau kemungkinan baru. Dia aktif mencari dan mengembangkan gagasan atau cara yang berbeda untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa.(2)Kembangkan pertanyaan,Guru kreatif akan selalu bertanya dan mencari terus menerus tentang yang dia lihat dan lakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian dia akan terus berkembang dan tidak menganggap segala sesuatu sudah semestinya dilakukan melainkan akan menghasilkan cara yang lebih baik untuk peningkatan kualitas belajar siswa.(3)Kembangkan gagasan sebanyak-banyaknya,Guru kreatif akan selalu mencari banyak solusi dan alternatif. Dia akan mengembangkan kreativitas dan imajinasi yang dia punya untuk meningkatnya kualitas pembelajaran.(4)Ciptakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan,Seorang guru yang kreatif akan selalu berpatokan pada Learning is fun. Dia akan selalu menciptakan model dan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak didiknya merasa tertarik tentang apa yang dia sampaikan dan tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar(Sumber bacaan Menjadi guru Inspiratif penulis Ngainun Naim)
Istilah guru inspiratif dipopulerkan oleh
seorang pakar manajemen Rhenald Khasali.Dalam artikelnya di harian kompas edisi
29 Agustus 2007, Khasali membagi guru dalam dua kategori,yaitu guru kurikulum
dan guru inspiratif. Menurut ketua Magister manajemen UI ini, guru kurikulum
adalah sosok guru yang amat patuh kepada kurikulum dan merasa berdosa bila
tidak bisa menstransfer semua isi buku yang ditugaskan sesuai dengan acuan
kurikulum, Sedangkan guru inspiratif memiliki orientasi jauh,yang tidak hanya
terpaku pada kurikulum,tetapi juga memilki orientasi yang lebih luas dalam
mengembangkan potensi dalam kemampuan para siswanya.
Krisis Pendidikan
Di Harian Kompas Jumat, 21
Agustus 2009, digambarkan Krisis Pendidikan semakin parah justru setelah
Indonesia berdemokrasi dan bebas memilih apa yang terbaik untuk rakyat dan
lepas dari belenggu kediktatoran.
Tak seperti krisis ekonomi, krisis pendidikan ini berimplikasi pelan tapi pasti
dan kuat pada struktur sosial di masa depan.
Biang utama dari krisis pendidikan adalah sistem pendidikan yang mengadopsi
sistem pasar dan konsep efisiensi privat atau perusahaan swasta yang dibawa
pada ranah pendidikan yang bersifat publik.
Sistem ini sebenarnya telah melecehkan konstitusi yang menempatkan negara yang
berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Penghayatan terhadap totalitas
konstitusi sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri bangsa, konstruksi sosial
masyarakat yang sudah terkapitalisasi, dan ketidakcukupan pemaknaan yang lebih
tegas, banyak melahirkan peraturan dan perundangan yang membawa ideologi yang
sama sekali tidak dikehendaki oleh pendiri bangsa ini. Bahkan ketika konstitusi
mengamanatkan dengan jelas alokasi anggaran untuk pendidikan, masih banyak
dimaklumi pemunduran penerapannya. Bahkan ketika kesempatan itu ada, maka
implementasi alokasi anggaran masih serabutan dan tidak jelas arahnya.
Ideologi dasar sistem pendidikan Indonesia saat ini tak lain
adalah ideologi neoliberal murni, meski masih dibatasi oleh kondisi sosial.
Artinya kerangka dasar sistem pendidikan Indonesia adalah ideologi neoliberal
dengan penyesuaian-penyesuaian kecil yang terlihat peduli pada hak-hak dan
beban sosial masyarakat. Jadi perhatian pada hak rakyat atas pendidikan hanya
ditempatkan sebagai kendala, yang dipenuhi agar sistem utama dapat berjalan. Dalam sistem seperti ini pendidikan
ditempatkan sebagai komoditas, peranan pemerintah dimimalisasi dengan berfokus
pada kontrol kurikulum dan standar, melakukan desentralisasi kepada pemerintah
daerah atau dengan kata lain negara melempar kewajibannya pada entitas politik
lokal.
Dalam diskusi terbatas di Sekolah Jubilee pada awal April 2012 lalu tersingkap lokus krisis pendidikan di
Indonesia. "Krisis pendidikan" yang dimaksudkan adalah kegagalan
pendidikan berfungsi secara normal sebagai basis terciptanya daya saing
Indonesia sebagai bangsa. Disimak secara keseluruhan, krisis pendidikan itu
bersangkut paut dengan sarana dan prasarana, pembiayaan serta kualitas guru.
Tetapi diskusi terbatas di Sekolah Jubilee itu justru memberi tekanan secara
sangat kuat pada persoalan rendahnya kualitas guru. Bahkan, rendahnya kualitas
guru itu ditengarai sebagai lokus sesungguhnya dari krisis pendidikan.
Memang, tak memadainya sarana dan prasarana serta pembiayaan
merupakan faktor yang turut mendistorsi kebermaknaan pendidikan bagi bangsa
ini. Namun dibandingkan dengan problem jongkoknya kualitas guru, tak memadainya
sarana dan prasarana serta pembiayaan merupakan persoalan yang relatif dapat
diatasi. Sementara rendahnya kualitas guru, justru menuntut adanya solusi
masalah yang bersifat mendasar dan menyeluruh. Ini karena, jongkoknya kualitas
guru sepenuhnya bertali-temali dengan pengerahan sumber daya manusia pendidik.
Artinya, dibutuhkan orientasi dan pergeseran mentalitas orang per orang yang
menyebut dirinya guru agar sepenuhnya menjadi tulang punggung terciptanya corak
pendidikan yang bermutu...
Penulis Adalah Wakil Bidang Litbang dan Infokom Dewan
Pimpinan Cabang Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Pekanbaru Dan
Mahasiswa PKn/FKIP/Universitas Riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar